Welcome to BIRO EKONOMI NTB Official Website

@biro_perekonomianntb

Berita

Rilis BRS BPS NTB: Pertumbuhan Ekonomi NTB Triwulan III Tahun 2025 Meningkat Positif

Rilis BRS BPS NTB: Pertumbuhan Ekonomi NTB Triwulan III Tahun 2025 Meningkat Positif

Rabu, 5 November

Kepala Biro Perekonomian bersama tim menghadiri rilis BRS NTB terkait Pertumbuhan Ekonomi NTB pada Triwulan 3 (Q3) 2025 di Kantor BPS NTB. Acara dipimpin oleh Kepala BPS Wahyudin, dan dihadiri oleh OPD lingkup Pemprov NTB bersama Instansi dan Lembaga terkait. 

Terkait PDRB NTB pada Q3 2025, terdapat beberapa catatan penting di antaranya:

  • Berdasarkan hasil KSA di setiap akhir bulan, produksi padi GKG meningkat 37,15 persen (yoy) sekitar 381,14 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 277,90 ribu ton. Namun produksi jagung menurun sebesar 21,35 persen.
  • Transportasi: jumlah penumpang udara tren peningkatan. Jumlah berangkat 375rb orang (2,25 persen) dibanding periode sebelumnya
  • Akomodasi: Jumlah tamu yang menginap di hotel mencapai 842,029 orang, baik di hotel bintang maupun non bintang (up 28,16 persen) dibanding periode sebelumnya.
  • Realisasi belanja pegawai provinsi dan kab/kota tercatat meningkat dari periode sebelumnya 2,2T menjadi 2,5 T.
  • Ekspor luar negeri tercatat sebesar 395,96jt USD. Masih turun dibanding periode sebelumnya, dikarenakan sejak tahun 2025 dari jan-sep tidak ada ekspor tambang. Baru ada relaksasi di awal Oktober untuk ekspor bahan mentah dan akan tercatat pada triwulan IV 2025. 

Perekonomian NTB mengalami pertumbuhan sebesar 3,91 persen secara q-to-q, dan 2,82 persen secara y-o-y (dengan tambang). Sudah mulai tumbuh positif sejak quartal pertama dan kedua tumbuh negatif. Apabila tanpa tambang kita tumbuh 4,36 persen (q-to-q) dan 7,86 persen (yoy), lebih tinggi dari nasional yang sebesar 5,04 persen. Secara tren pertumbuhan ekonomi NTB di luar tambang selama 3 tahun terakhir cenderung meningkat secara y-o-y. Adapun secara q-to-q juga tetap tumbuh meskipun sedikit melambat. Dan secara kumulatif (c-to-c) pertumbuhan ekonomi dengan tambang pada Q3 2025 sudah mulai positif di angka 0,22 persen dan 6,55 persen tanpa tambang, setelah dua quartal sebelumnya negatif. Kedepannya diproyeksikan pada Q4 pertumbuhan ekonomi NTB akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kegiatan ekspor ekstrak tambang maupun hasil olahan smelter.

Untuk PDRB menurut Lapangan Usaha, sebagian besar tumbuh positif pada Q3 2025 dengan rincian sektor pertanian mendominasi dengan share sebesar 22,92 persen dan pertumbuhan 3,54 persen. Sementara sektor pertambangan masih terkontraksi sebesar -21,53 persen dengan share 15,36 persen. Selanjutnya diikuti sektor perdagangan dengan share 14,27 persen dan pertumbuhan 4,24 persen. Kemudian disusul sektor konstruksi dengan share 9,13 persen dan pertumbuhan 5,59 persen, dan Sektor Industri Pengolahan dengan share 7,66 persen dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 66,65 persen. Selain itu sektor Akomodasi dan Makanan Minum mengalami pertumbuhan signifikan. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi NTB Q3 2025 didorong oleh menguatnya sektor Industri Pengolahan, sektor Jasa Keuangan, dan stabilnya sektor Pertanian. 

Pada tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi baik secara y-o-y dan q-to-q, Industri pengolahan mengalami lonjakan tertinggi didorong oleh hasil industri logam dasar (smelter). Sedangkan Akomodasi & Makan Minum didukung oleh peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 21,06% yang mendorong jumlah tamu yang menginap di hotel dan konsumsi restoran. Kemudian Jasa Keuangan ditopang oleh peningkatan aktivitas perbankan dan transaksi keuangan masyarakat. Dan pertumbuhan di sektor Konstruksi didukung oleh peningkatan realisasi belanja infrastruktur pemerintah menjelang akhir tahun, termasuk yang dilakukan oleh sektor swasta. 

Adapun PDRB menurut pengeluaran, secara q-to-q Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,00 persen, diikuti oleh Impor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 14,11 persen, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan pertumbuhan sebesar 5,29 persen. Sementara secara y-o-y, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Konsumsi Pemerintah sebesar 5,89 persen, Konsumsi Rumah Tangga 4,51 persen, kemudian PMTB sebesar 3,31 persen, sedangkan ekspor dan impor mengalami kontraksi masing-masing sebesar -26,61 persen dan -18,94 persen.

Jika dilihat Distribusi dan Pertumbuhan PDRB menurut pengeluaran, Konsumsi rumah tangga merupakan komponen dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi pada Q3 2025. Sedangkan prtumbuhan tertinggi terjadi pada Konsumsi Pemerintah didorong oleh peningkatan realisasi belanja pemerintah. Peningkatan daya beli masyarakat serta aktivitas ekonomi yang dinamis ditambah dengan peningkatan PMTB turut mendorong stabilnya pertumbuhan pada sektor PKRT. Dan jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi NTB secara y-o-y, Konsumsi Rumah Tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dengan share mencapai 2,62 persen.