Rabu, 4 Juni 2025
Analis Kebijakan Ahli Madya pada Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, Nana Oktutiana, SIP, ME mewakili Karo Perekonomian menghadiri rakor pengendalian inflasi daerah secara hybrid di ruang Command Center Diskominfo NTB. Rapat dipimpin oleh Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir didampingi narasumber dari K/L terkait dan dihadiri seluruh kepala daerah se-Indonesia secara virtual melalui zoom meeting.
Sekjen membuka rapat dengan evaluasi terhadap program Prioritas pemerintah. Program-program tersebut adalah :
1. Makan Bergizi Gratis (MBG), yang memerlukan percepatan penyiapan lahan untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG);
2. Pembangunan 3 juta rumah, dimana masih terdapat 10 kabupaten/kota yang belum menetapkan Perkada pembebasan BPHTB dan/atau Retribusi PBG, termasuk di antaranya Kab. Lombok Tengah
3. Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG)
4. Sekolah Rakyat
5. Sekolah Unggulan Garuda
6. Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih yang akan diluncurkan secara resmi pada 12 Juli 2025 dan diharapkan telah memiliki badan hukum yang tercatat di notaris.
Dimintakan dukungan penuh pemerintah daerah utk percepatan legalitas, penyelesaian masalah dilap, dan kesiapan daerah dalam pelaksanaan program.
Terkait Pengendalian inflasi Pada Bulan Mei 2025, secara nasional terjadi deflasi bulanan (month-to-month) sebesar 0,37%, dengan inflasi tahunan (y-on-y) tercatat 1,60%. Deflasi bulanan ini utamanya didorong oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (andil -0,41%), khususnya komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih. Sebaliknya, komoditas seperti tomat, beras (sedikit), dan emas perhiasan memberikan andil inflasi.
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri pada Bulan Mei mengalami deflasi bulanan (m-to-m) yang cukup signifikan sebesar 0,58% dan inflasi tahunan (y-o-y) sebesar 1,63%. Dan berdasarkan data perkembangan IPH pada M5 Mei 2025, Provinsi NTB mengalami penurunan IPH terbesar nasional sebesar -7,79%. Kab. Lombok Tengah dan Kab. Lombok Timur sebagai daerah yang mengalami penurunan tertinggi pada tingkat Kab/Kota dengan penurunan masing-masing sebesar -10,45% dan -9,87%. Dengan komoditas dominan penyumbang penurunan yaitu Cabai Rawit, Bawang Merah, dan Cabai Merah.