Senin, 4 November 2024

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, Drs. H. Wirajaya Kusuma, MH, mewakili Pj. Gubernur NTB menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara hybrid di Pendopo Timur Gubernur NTB. Rapat dipimpin oleh Mendagri Tito Karnavian, didampingi oleh Narasumber dari K/L terkait dan dihadiri oleh Kepala Daerah se-Indonesia.

Perkembangan inflasi nasional pada bulan Oktober 2024 secara y-o-y mencapai 1,71 persen, secara m-to-m sebesqr 0,08 persen, dan y-to-d sebesar 0,82 persen. Pada tingkat Provinsi, NTB berada pada urutan 10 terendah dengan tingkat inflasi 1,44 persen. Kemudian pada tingkat Kabupaten/Kota, Kota Bima menempati peringkat ke-7 tertinggi nasional dengan tingkat inflasi sebesar 2,51 persen.

Perkembangan IPH pada Minggu V Oktober 2024, Provinsi NTB menempati posisi ke-11 tertinggi nasional sebesar 0,12 persen. Komoditas utama penyebab inflasi Oktober 2024 secara m-to-m di antaranya adalah Emas Perhiasan (inflasi 4,44 persen, andil 0,06 persen), Daging Ayam ras (inflasi 2,76 persen, andil 0,04 persen), Bawang Merah (inflasi 7,94 persen, andil 0,03 persen), Tomat (inflasi 16,93 persen, andil 0,02 persen), dan Nasi dengan lauk (inflasi 0,67 persen, andil 0,02 persen). Sedangkan secar y-o-y Komoditas utama penyumbang inflasi di antaranya Emas Perhiasan (inflasi 35,82 persen, andil 0,35 persen), Beras (inflasi 3,83 persen, andil 0,15 persen), Sigaret Kretek Mesin (inflasi 6,36 persen, andil 0,13 persen), Kopi Bubuk (inflasi 17,53 persen, andil 0,10 persen), dqn asi dengan lauk (inflasi 2,54 persen, andil 0,06 persen).