Welcome to BIRO EKONOMI NTB Official Website

@biro_perekonomianntb

Berita

Rakor Pengendalian Inflasi Daerah: Mendagri Tekankan Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Akhir Tahun

Rakor Pengendalian Inflasi Daerah: Mendagri Tekankan Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Akhir Tahun

Selasa, 4 November 2025

Analis Kebijakan Ahli Muda pada Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, Aan Rusmayanti, SE, MM bersama tim mewakili Kepala Biro Perekonomian menghadiri rakor pengendalian inflasi daerah secara hybrid di kantor Biro Perekonomian. Rapat dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian didampingi oleh narasumber dari K/L terkait dan dihadiri kepala daerah seluruh Indonesia secara virtual melalui zoom meeting.

Menteri Dalam Negeri membuka rapat dengan memaparkan data Inflasi nasional terbaru untuk bulan Oktober 2025, secara tahunan mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya sebesar 2,65 persen menjadi 2,86 persen, begitupun dengan inflasi bulanan dari sebelumnya 0,21 persen meningkat menjadi 0,28 persen. Komoditas Emas Perhiasan diidentifikasi sebagai kontributor utama inflasi, didorong oleh kenaikan harga emas global akibat naiknya permintaan secara signifikan yang didorong oleh faktor ketegangan geopolitik dan pergeseran investasi dari dolar AS. Di samping itu komoditas lain yang turut menjadi kontributor utama terhadap inflasi tahunan di antaranya cabai merah, beras, dan bawang merah. Meskipun demikiian, secara umum tingkat inflasi nasional pada bulan Oktober 2025 masih terjaga dalam rentang target 1,5% hingga 3,5%.  

Arahan Mendagri agar TPID fokus pada pemantauan komponen harga yang diatur pemerintah dan mengantisipasi permintaan selama musim liburan, terutama untuk komoditas Volatile food yang cenderung mengalami inflasi pada momen akhir tahun. Tinjauan harga pangan strategis menyoroti disparitas di berbagai daerah dan komoditas utama yang memerlukan perhatian, terutama komoditas bahan pokok dan penting seperti beras, minyak goreng, dan jagung.

Terlepas dari peningkatan signifikan dalam produksi pangan yang mengurangi harga pangan global, Indonesia menghadapi tantangan internal terkait disparitas harga dan manipulasi pasar. Upaya untuk mengendalikan inflasi pangan difokuskan pada komoditas bapokting seperti beras, ayam, dan telur ayam ras. Sementara Bulog melaporkan tentang strategi ketersediaan stok dan kelancaran distribusi untuk menstabilkan harga beras dan jagung. Untuk harga bawang putih, strategi untuk stabilisasi harga dilakukan melalui kerjasama perdagangan antar daerah.