Kamis, 23 Oktober 2025
Analis Kebijakan Ahli Madya Nana Oktutiana, S.IP., M.E. dan Analis Kebijakan Ahli Muda Hj. Aan Rusmayanti, S.E., M.M., bersama tim Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, melaksanakan kegiatan koordinasi dan monitoring evaluasi (monev) terkait ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok masyarakat menjelang akhir tahun 2025 di Kabupaten Sumbawa.
Kegiatan koordinasi diterima oleh Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Sumbawa, Ivan Indrajaya, yang menyampaikan bahwa LPG menjadi penyumbang inflasi terbesar di daerah tersebut akibat harga jual melebihi HET dan distribusi yang belum tepat sasaran. Menindaklanjuti hal ini, Bagian Ekonomi Kabupaten Sumbawa akan melaksanakan Capacity Building pada 29 Oktober 2025, yang juga akan membahas persoalan kelangkaan LPG, dengan melibatkan TPID Kabupaten Sumbawa, seluruh camat, dan kepala desa. Kegiatan tersebut akan dirangkaikan dengan Gerakan Pangan Murah dan Operasi Pasar.
Berdasarkan hasil pengamatan tim Biro Perekonomian di Pasar Seketeng, harga sejumlah komoditas terpantau relatif stabil, antara lain:
- Cabe Rawit: Rp30.000/kg
- Cabe Merah Besar: Rp40.000–50.000/kg
- Minyak Kita: Rp18.000/kg
- Daging Sapi: Rp120.000/kg
- Beras Lokal Premium: Rp82.000/5kg
- Beras SPHP: Rp60.000/5kg
- Tomat: Rp7.000/kg
- Bawang Merah & Putih: Rp35.000/kg
- Telur Jumbo: Rp60.000/tray
- Telur Tanggung: Rp58.000/tray
- Ayam Potong: Rp42.000/kg
Tingginya harga ayam potong diketahui masih dipengaruhi oleh program MBG yang berdampak pada harga dan stok daging ayam di pasar.
Secara umum, hasil monitoring menunjukkan bahwa harga bahan pokok di Pasar Seketeng masih stabil dan terjangkau, sementara stok bahan pangan dipastikan aman hingga akhir tahun 2025.