Welcome to BIRO EKONOMI NTB Official Website

@biro_perekonomianntb

Berita

Daging Ayam Ras dan Daging Sapi, dan Beras Jadi Komoditas Penyumbang Kenaikan IPH di NTB

Daging Ayam Ras dan Daging Sapi, dan Beras Jadi Komoditas Penyumbang Kenaikan IPH di NTB

Selasa, 23 September 2025

Analis Kebijakan Ahli Madya pada Biro Perekonomian Setda Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nana Oktutiana, SIP, ME, mewakili Kepala Biro Perekonomian menghadiri rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah dirangkai dengan evaluasi dukungan pemerintah daerah dalam pembangunan 3 juta rumah rakyat bersama Kemendagri secara hybrid di ruang rapat command center Kantor Gubernur NTB. Rapat dipimpin oleh Mendagri, Tito Karnavian, didampingi oleh narasumber dari K/L terkait dan dihadiri oleh kepala daerah seluruh Indonesia secara virtual melalui zoom meeting.

Perubahan IPH pada M3 September 2025, terdapap 15 Provinsi mengalami kenaikan IPH, 22 Provinsi mengalami penurunan, dan 1 relatif stabil. Secara umum kenaikan IPH di 15 Provinsi dipengaruhi oleh kenaikan harga Daging Ayam Ras dan Cabai Merah. Provinsi NTB mengalami kenaikan IPH sebesar 0,39 persen, dengan komoditas penyumbang kenaikan di antaranya Daging Ayam Ras, Daging Sapi, dan Beras. Kenaikan harga daging ayam ras disinyalir akibat naiknya harga jagung pakan. Sementara di tingkat Kab/Kota, jumlah daerah yang mengalami kenaikan IPH bertambah dibandingkan minggu sebelumnya.  Berdasarkan komoditas penyumbang utama IPH, di area luar Jawa dan Sumatera didominasi oleh Beras, Daging Ayam Ras, dan Cabai Merah. Kab. Lombok tengah mengalami kenaikan IPH tertinggi ke-7 se-Indonesia dengan perubahan sebesar 1,14 persen dengan komoditas penyumbang dominan adalah Daging Ayam ras, Daging Sapi, dan Udang Basah. Sedangkan di Kab. Bima, Dompu, dan Lombok Barat mengalami kenaikan harga beras. 

Untuk perkembangan harga komoditas yang mempengaruhi IPH pada M3 September 2025, di antaranya bawang merah menunjukkan tren positif yang mengalami penurunan harga yang cukup signifikan di lebih banyak daerah dibandingkan minggu sebelumnya, demikian juga dengan bawang putih dan beras. Hal ini berbanding terbalik dengan tren Cabai Merah, Daging Ayam Ras, Minyak  Goreng, dan Telur Ayam Ras yang mengalami kenaikan harga dan pertambahan jumlah daerah yang mengalami kenaikan dibandingkan minggu sebelumnya.

Arahan mendagri:

1. Daerah diminta mengadakan rapat koordinasi untuk mengidentifikasi komoditas yang mengalami kenaikan/penurunan harga

2. Atensi bersama terhadap komoditas kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan tertinggi di banyak daerah di antaranya Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras, beserta penyebabnya antara lain harga pakan ternak jagung atau peningkatan demand. Segera identifikasi penyebab utama dan lakukan upaya penanganan sebaik mungkin. 

3. Strategi dalam mengendalikan inflasi adlaah menjaga keseimbangan antara sisi produksi dan konsumsi agar tidak terjadi ketimpangan harga di kedua sisi

4. Untuk sasaran program pengendalian inflasi terutama bahan pangan pokok seperti beras agar difokuskan ke daerah yang mengalami kenaikan harga tinggi misalkan di zona 3 (Maluku, Papua)

5. Peran pengawasan dan penegakan hukum diharapkan dapat berjalan lebih optimal terhadap setiap tindak pelanggaran dalam kebijakan perdagangan domestik dan impor, seperti tindakan penimbunan barang kebutuhan pokok yang dilakukan sebagian oknum pengusaha minyak goreng dan bawang putih, atau distribusi gula rafinasi di tingkat konsumen.

6. Perlu dilakukan peningkatan jumlah sentra produksi pangan strategis untuk mendukung swasembada pangan.