Welcome to BIRO EKONOMI NTB Official Website

@biro_perekonomianntb

Berita

Inflasi November NTB Terkendali, TPID Gelar Rakor Kab/Kota se-NTB Hadapi Nataru

Inflasi November NTB Terkendali, TPID Gelar Rakor Kab/Kota se-NTB Hadapi Nataru

Berdasarkan Rilis Perkembangan Inflasi oleh BPS pada hari ini, disampaikan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat inflasi sebesar 0,34% (month-to-month/mtm) pada bulan November 2025. Kenaikan inflasi ini terutama didorong oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,34%.

Secara tahunan, inflasi NTB mencapai 2,74% (year-on-year/yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,72%. Sementara itu, inflasi tahun kalender NTB dan nasional sama-sama berada pada level 2,27% (year-to-date/ytd).

Komoditas utama penyumbang inflasi pada periode ini antara lain tomat, emas perhiasan, angkutan udara, ikan teri, dan bawang merah. Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi meliputi daging ayam ras, beras, udang basah, cabai rawit, dan kol putih/kubis.

Untuk perkembangan inflasi di tingkat kabupaten/kota di NTB, tercatat sebagai berikut:

- Kota Mataram: 0,32% (mtm) dan 2,86% (yoy)

- Kabupaten Sumbawa: 0,29% (mtm) dan 2,70% (yoy)

- Kota Bima: 0,59% (mtm) dan 2,44% (yoy)

Dari ketiga wilayah tersebut, tomat menjadi komoditas penyumbang inflasi, sementara bawang merah secara konsisten memberikan andil deflasi.

Sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi daerah, Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB terus melakukan pemantauan, analisis, serta koordinasi lintas sektor bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Melalui kehadiran dalam rilis inflasi BPS, Biro Perekonomian memastikan setiap potensi tekanan harga dapat direspons secara cepat dan terukur.

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, Dr. Najamuddin Amy, S.Sos., MM, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Dalam kesempatan terpisah, beliau menyampaikan:

“Kamis, 4 Desember 2025 akan dilaksanakan Rakor TPID Provinsi dan TPID Kab/Kota membahas strategi, sinergi dan kolaborasi menghadapi Nataru 2025. Rilis inflasi ini menjadi dasar penting bagi kami dalam merumuskan langkah-langkah strategis pengendalian inflasi di NTB. Kami memastikan koordinasi TPID terus berjalan optimal, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru, di mana beberapa komoditas berpotensi mengalami kenaikan harga. Fokus kami adalah menjaga stabilitas harga pangan dan transportasi agar masyarakat tetap terlindungi dari gejolak harga.”

Beliau juga menambahkan “Biro Perekonomian akan terus memperkuat pemantauan dan mempercepat respons kebijakan, termasuk berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk memastikan pasokan bahan kebutuhan pokok tersedia dan terjangkau.”

Secara umum, inflasi November 2025 di NTB masih berada dalam rentang target nasional 2,5% ±1%, menunjukkan bahwa stabilitas harga di daerah tetap terjaga. Pemerintah daerah melalui Biro Perekonomian dan TPID akan terus melakukan langkah antisipatif guna menjaga keterjangkauan harga, terutama pada periode Natal dan Tahun Baru 2025, dengan perhatian khusus pada angkutan udara yang secara historis meningkat pada akhir tahun.