Selasa, 3 September 2024
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, Dr. H. Fathul Gani, M.Si didampingi Kepala Biro Perekonomian Setda Prov. NTB, Drs. H. Wirajaya Kusuma, MH menghadiri rakor pengendalian inflasi secara hybrid di Pendopo Timur Rumah Dinas Gubernur NTB. Rapat dipimpin oleh Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo dan dihadiri oleh narasumber dari K/L terkait dan kepala daerah se-indonesia secara virtual melalui Zoom Meeting.Perkembangan terkini Kondisi Inflasi di Wilayah Provinsi dan Kab/Kota di Indonesia pada bulan Agustus 2024. Di tingkat Provinsi, inflasi terendah terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,02 persen. Dan yang tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 5,05 persen. Sedangkan Provinsi NTB menempati urutan ke-21 dengan inflasi sebesar 2,01 persen. Dan untuk wilayah Kabupaten/Kota, Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 7,76 persen dan di Kota Kotamobagu sebesar 4,02 persen. Dan yang terendah terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar -0,88 persen dan di Kota Jayapura sebesar 1,03 persen.Kemudian dilanjutkan dengan updating data dan informasi terkait kegiatan teknis pengendalian inflasi oleh narasumber dari K/L terkait. Narasumber yang pertama Deputi III Bidang perekonomian KSP, Dr. Ir. Edy Priyono menyampaikan data terkait Laporan Hasil Pemantauan Harga Pangan Strategis (update data per 30 Agustus 2024). Narasumber selanjutnya Direktur Statistik Harga BPS RI, Windhiarso Ponco Adi menyampaikan data terkait Tinjauan Inflasi Dan Perkembangan Harga Agustus 2024. Tercatat Inflasi bulanan nasional (m-to-m) pada Agustus 2024 mencapai angka -0,03 persen (deflasi), dengan indeks kelompok pengeluaran penyumbang deflasi tertinggi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar -0,52 persen dengan andil sebesar-0,15 persen. Sedangkan inflasi tahunan (y-o-y) mencapai angka 2,12 persen, dengan indeks kelompok pengeluaran penyumbang inflasi tertinggi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 3,39 persen dengan andil 0,96 persen. Sedangkan untuk inflasi tahun kalender (y-to-d) mencapai angka 0,87 persen.Dan untuk komoditas penyumbang deflasi Agustus 2024 di antaranya adalah Bawang merah dengan andil 0,08 persen. Diikuti Daging Ayam Ras dengan andil 0,03 persen. Kemudian Tomat dengan andil 0,03 persen. Terakhir Telur Ayam Ras dengan andil sebesar 0,02 persen.