Senin, 19 Agustus 2024 Kepala Biro Perekonomian Setda Prov NTB, Drs. H. Wirajaya Kusuma, MH menghadiri rakor pengendalian inflasi daerah secara hybrid yang dipimpin oleh Plt. Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir Balaw dengan narasumber dari K/L terkait dan dihadiri oleh Kepala Daerah seluruh Indonesia secara virtual.Plt. Sekjen membuka rapat dengan mempersilahkan narasumber dari BPS menyampaikan pemaparan terkait Tinjauan Inflasi Dan Indeks Perkembangan Harga pada Minggu ke-3 Agustus 2024. Secara historis perkembangan inflasi bulan Agustus dari tahun 2020-2024, sepanjang 2020-2023 bulan agustus dominan deflasi, kecuali 2021 agustus inflasi. Deflasi terdalam bulan agistus tahun 2022 sebesar 0,21 persen. Pada 2024 sampai Juli tiga bulan berturut2 deflasi. Kelompok dominan deflasi agustus kelompok mamin tembakau, tahun 2022 mamin tembakau andil deflasi 0,48 cukup dalam. Komoditas dominan penyumbang deflasi pada bulan agustus 2021-2023 di antaranya bawang merah, cabai merah, daging ayam ras. Komoditas ini juga menyumbang deflasi pada juli 2024.
Selanjutnya untuk perkembangan IPH, 10 Kab/Kota dengan kenaikan IPH tertinggi di antaranya Kab. Sumbawa Barat menempati peringkat ke-3 nasional sebesar 2,94 persen. Disusul oleh Kab. Keerom Provinsi Papua sebesar 2,15 persen, dan Kab. Lamongan Provinsi Jawa Timur sebesar 2,05 persen. Dengan komoditas penyumbang kenaikan IPH rata-rata di setiap daerah adalah Cabe Rawit, Cabe Merah, dan Beras. Kenaikan harga cabai rawit terjadi di 72,22 persen wilayah Indonesia, pada minggu ke-3 Agustus 2024 harga cabai rawit mengalami kenaikan sampai 16,02 persen dibandingkan Juli 2024. Sedangkan harga Cabai merah s/d M3 Agustus 2024 turun sebesar 1,83 persen dibandingkan Juli 2024, namun jumlah daerah yang mengalami kenaikan bertambah. Dan harga Beras naik di M3 Agustus 2024 sebesar 0,13 persen dibandingkan Juli 2024 dan wilayah yang mengalami kenaikan juga bertambah dibandingkan minggu sebelumnya.