Kamis, 1Agustus 2024
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si didampingi Kepala Biro Perekonomian Setda Prov. NTB Drs. H. Wirajaya Kusuma, MH menghadiri Rilis Berita Resmi Statistik di Kantor BPS NTB, yang dipimpin oleh Kepala BPS NTB, Wahyudin, dan dihadiri oleh anggota TPID Prov. NTB.
Topik utama pada rilis kali ini di antaranya mengenai perkembangan Inflasi Provinsi NTB pada bulan Juli 2024. Secara nasional angka inflasi pada bulan Juli 2024 sebesar -0,18 persen (m-to-m), 2,13 persen (y-o-y), dan 0,89 persen (y-to-d). Dengan rincian sebanyak 6 Provinsi mengalami inflasi (tertinggi di Prov Papua Barat Daya sebesar 0,25 persen), dan 32 Provinsi mengalami deflasi (terdalam terjadi di Prov. Sumatera Barat sebesar 1,07 persen). Adapun Provinsi NTB pada Juli 2024 secara m-to-m mengalami deflasi sebesar -0,35 persen, dan secara y-o-y dan y-to-d mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,91 persen dan 0,02 persen. Dengan komoditas penyumbang deflasi m-to-m terbesar berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan deflasi sebesar 1,25 persen dan andil 0,46 persen. Dan untuk penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya dengan inflasi sebesar 1,36 persen dan andil 0,02 persen.
Berikut adalah rincian 5 komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi/deflasi Prov. NTB pada Juli 2024 secara m-to-m:
Inflasi (andil %):
1. Cabai rawit (0,12)
2. Ikan Layang (0,02)
3. Angkutan Udara (0,02)
4. Rekreasi (0,02)
5. Sigaret Kretek Mesin (0,02)
Deflasi (andil %)
1. Tomat (0,18)
2. Bawang Merah (0,15)
3. Daging Ayam Ras (0,12)
4. Telur Ayam Ras (0,05)
5. Kol Putih/Kubis (0,03)
Sedangkan untuk komoditas penyumbang inflasi secara y-o-y terbesar berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan inflasi sebesar 2,6 persen dengan andil 0,95 persen. Dan untuk komoditas penyumbang deflasi y-o-y terbesar berasal dari kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar -0,84 persen dan andil -0 05 persen.
Selanjutnya, untuk inflasi di wilayah cakupan IHK di Provinsi NTB pada Juli 2024 secara y-o-y tertinggi di Kota Mataram sebesar 2,47 persen dengan IHK sebesar 105,86, dan terendah di Kab. Sumbawa sebesar 1,14 persen dengan IHK 105,26. Adapun secara m-to-m umumnya terjadi deflasi, yang terdalam di Kota Mataram sebesar
Arahan Sekretaris Daerah terkait Inflasi di antaranya adalah, salah satu tugas TPID untuk memastikan stok komoditi bahan pangan kebutuhan masyarakat tersedia terutama menjelang masa panen agar tidak terjadi panic buying. Selanjutnya untuk aspek keterjangakauan harga meskipun dinamika pasar tetap berlaku,namun TPID harus terus menjaga angka inflasi tetap stabil.
#biroperekonomianntb#ntbtangguhdanmantap#banggamelayanibangsa#berakhlak