Senin 20 Mei 2024
Analis Kebijakan Ahli Madya pada Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, Nana Oktutiana mendampingi Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Muhammad Taufieq Hidayat, S.Sos, M.T., menghadiri acara Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin oleh Irjen Mendagri Tomsi Tohir secara virtual.Acara dibuka dengan pemaparan dari Plt. Kepala BPS RI terkait tinjauan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga pada bulan Mei secara historis dari tahun 2020 sampai tahun 2024. Data historis menunjukkan angka inflasi pada bulan Mei tertinggi terjadi pada Tahun 2022. Dan secara rutin kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi tertinggi pada bulan Mei selama periode 2020-2024 adalah Makanan, Minuman dan Tembakau. Dengan komoditas penyumbang terbesar adalah Bawang Merah, Tomat, Bawang Putih, dan Daging Ayam Ras. Sementara untuk 10 Kabupaten/Kota dengan kenaikan IPH tertinggi di antaranya adalah Kab. Lombok Barat mengalami kenaikan sebesar 6,97%. Dan untuk 10 Kab/Kota dengan penurunan IPH tertinggi di antaranya adalah Kabupaten Sumbawa Barat sebesar -5,19% dan Kab. Bima sebesar -3 64%.Kemudian Plt. Sekjen Mendagri Tomsi Thohir menyampaikan, untuk tingkat Inflasi Provinsi dan Kab/Kota y-o-y tertinggi diduduki oleh Gorontalo sebesar 4,65%, disusul oleh Papua Tengah, Sulut, dan Bali masing – masing di atas 4%. Sementara untuk Daerah lain yang masih berada di atas inflasi nasional di angka 3,00% agar memberikan atensi dan segera melakukan tindakan konkrit. Di samping itu masih terdapat 42 Pemda yang tidak melaporkan kegiatan program pengendalian inflasi. Selanjutnya beliau menerangkan Indeks Perkembangan Harga Pangan pada Minggu II dan III Mei 2024, komoditas yang mendominasi kenaikan harga yakni Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir yang terjadi di sebagian besar daerah Kab/Kota.